SUMBAR - - Kanwil Kemenag Sumbar menandatangani Nota Kesepakatan (MoU) dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar. Kerja sama ini dilakukan untuk mendukung pengembangan kemandirian ekonomi lembaga pondok pesantren.
MoU tersebut ditandatangani Kakanwil Helmi dan Wagub Audy di Padang Pariaman, Sabtu (27/11) dalam acara pembukaan penyambutan Kunker Wamentan RI di Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ambung Kapur.
Sehubungan dengan hal itu, sedikitnya ada empat harapan yang diungkapkan
Kakanwil. Pertama, kemandirian Pesantren merupakan salah satu kebijakan
prioritas Menteri Agama untuk itu semua pesantren agar melaksanakan program
pemberdayaan masyarakat.
Kedua, pimpinan Pesantren agar pintar menggali potensi yang ada di masyarakat
untuk program kemandirian Pesantren dengan tidak tercabut dari akar budaya dan
kearifan lokal yang ada.
Ketiga, pemda Provinsi bersama Dinas terkait agar menindaklanjuti MoU untuk
dapat bersama sama membangun kemandirian pesantren dan pemberdayaan masyarakat.
Terakhir, Kakanwil mengimbau agar Kakankemenag selanjutnya menindaklanjuti
MoU ini dengan Bupati/ Walikota setempat.
Helmi memandang, empat harapan ini juga bentuk upaya Kemenag dalam
memperkuat jati diri pondok pesantren.
Untuk itu, mantan Kakankemenag Kabupaten Solok ini menginginkan pesantren
ke depan kian memiliki posisi strategis sebagai basis ekonomi umat.
Menurutnya hal itu perlu terus didorong agar potensinya lebih optimal,
utamanya dalam memberdayakan masyarakat.
Sementara itu, Wamentan Harvick juga mendorong anak muda, dalam hal
ini santri/wati untuk mengambil peranan di sektor pertanian. Dalam orasinya,
Harvick menuturkan afirmasi pesantren ini diwujudkan melalui Program bantuan
dan Penandatanganan Nota Kesepakatan Peningkatan Kemandirian Ekonomi Pesantren
Antara Pemprov Sumbar dan Kanwil Kemenag Sumbar.
Menurut Harvick setidaknya ada dua hal yang menstimulasi anak muda tertarik
dengan pertanian. Soal trust dan income.
"Soal trust bagaimana kita bisa lebih membuka diri, memberi
masukan-masukan yang tepat sasaran untuk anak muda dan memperkenalkan ruang
lingkup pertanian dengan cara yang lebih mudah diakses. Kedua, soal income
katanya, karena anak muda sudah sangat mudah mengakses dunia secara
internasional, inilah yang membuat pilihan profesi bagi anak muda terbuka
luas."katanya.
Pemerintah melalui Kementan mengharapkan masalah defisit anak muda yang
tertarik dengan dunia pertanian bisa segera terjawab.
Menurutnya hal itu relevan dengan amanah yang diberikan Kementerian
Pertanian dalam mendorong peran kelompok tani milenial, lembaga sosial
kemasyarakatan dan kelompok keagamaan dalam mendukung ketahanan pangan
keluarga.
Hal senada diutarakan Wakil Gubernur Sumbar Audy dalam sambutannya pada
momen akbar tersebut. Pihaknya menegaskan keseriusan Pemprov Sumbar dalam
pertanian sudah tercermin melalui alokasi anggaran.
"10 persen APBD kami komit diperuntukkan untuk sektor pertanian,
termasuk peternakan, kehutanan dan perikanan, terbesar dari sektor lainnya.
Saya rasa bisa dimanfaatkan dengan optimal. Tinggal bagaimana kerjasama
Kementan dan Pemprov. Kita siap support," tegasnya.
Menariknya, 53 persen angkatan kerja di Sumbar berkaitan dengan pertanian.
Itulah yang menjadi penggerak utama ekonomi Sumbar, ujarnya.
Pihaknya sepakat dengan Kadis Pertanian dan Kakanwil Kemenag Sumbar untuk
membantu santri yang ingin belajar di sektor pertanian. Sehingga pada akhirnya
pesantren bisa dikatakan mandiri dan memproduksi sendiri.
"Ini bisa dijadikan percontohan, bagi pesantren yang bisa memulai hal
tersebut," katanya.
Post a Comment