Aceh Aceh Singkil Afrizen Agam Alirman Sori andre Algamar ASN Athari Gauthi Bali Bangkok Banjarmasin bank indonesia Bank Nagari bank Nagrai Banser Sumbar Banten Baru Bawaslu Sumatera Barat bencana alam BISNIS BPJS Ketenaga Kerjaan BPS Sumbar BSC II Bukittinggi Bupati solok BWSS V Padang Darul Siska Dharmasraya Di dinas BMCKTR Sumbar Dinas Kesehatan Kabupaten Solok Dinas KOMINFO solok Dinas Pendidikan Solok Dinas Pendidikan Sumbar Dirlantas Polda Sumbar diskominfo Solok Ditlantas Polda Sumbar DPD KNPI Kabupaten Solok. Kabupaten Solok DPD RI DPP Pernusa DPR RI DPRD Kabupaten Solok DPRD KOTA PADANG DPRD Sumbar DPW NasDem DPW PKB Sumatera Barat DPW PPP Sumbar Dunia anak Emiko Epyardi Asda Empat Pilar epyardi asda Era sukma Fadly Amran G20 gandoriah Ganjar Pranowo gerindra Golkar GP Ansor Sumbar Gubernur Sumbar Gus Baha H. Suherman hadline Halkido Sumbar hendri Septa Hiburan hobi Hukum Humbahas HUT KOPRI HUT RI Ke-79 ikan cupang IKW-RI SUMBAR indonesia International Jakarta jawa barat Jawa Tengah Jawa Timur Kab.Pasaman Kabupaten Kabupaten Lima Puluh Kota Kabupaten Nias Kabupaten Pariaman kabupaten pariaman Sumbar Kabupaten Solok Kajati sumbar Kalapas II A padang Kalapas Kelas III Alahan Panjang Kalimantan Kampus Kanwil kemenag sumbar Kapolda Sumbar Kapolres Solok kapolri Karang taruna Karya Tulis kasat lantas Solok Kejaksaan Tinggi Sumbar Kemenag Kota Padang Kemenag Solok Kemenag Sumbar kemenkum HAM Kementerian Agama Republik Indonesia kesehatan Kids KJI Sumbar KNPI Sumbar Kominfo Solok korem padang kota Padang Kota Pariaman Kota solok KPU Sumbar Kriminal Kudus Lanud Au Legislatif Lembah Gumanti Leonardi lima puluh kota Lubuk Alung Lukisan makasar Mandailing Natal Medan mentawai MIN 3 Padang minang kabau Mojokerto MPR RI Muhammadiyah Nahdlatul Ulama Nasdem Nasional Natuna NKRI NU olahraga Opini Organisasi Kepemudaan Ormas Islam Padang Padang Panjang Padang Pariaman painan PAN Kabupaten Solok Papua Pariaman Pariwara bank Nagrai Pariwisata Sumbar parlemen Pasaman Pasaman Barat Payakumbuh payukumbuh sumbar PBB PCNU Kabupaten Solok PD Satria Sumbar PDAM PDIP Peduli Sesama Pekanbaru Pembangunan pemerintahan Pemkab Pemkab Solok Pemko Pemko Padang Pemprov Sumatera Barat. Pendidikan pengabdian pers rilis Pesisir Selatan Piaggio Pilihan Rakyat Sumbar Pilkada Pilkada Kabupaten Solok PKB Sumbar Pokdar polairud Polda Polda bali Polda Sumbar polisi politik Polres pasbar Polres Solok Polresta padang polri PPP Sumbar Prokopim padang PUPR PUPR Padang PUPR Provinsi Sumbar PW Ansor Sumbar PW Pagar Nusa Sumbar PWNU Sumbar Ratu Prabu Sumbar Redaksi Rektor UNP religius Riau Rico Alviano RSUP M Djamil Padang Satpol PP Padang satria Sawahlunto Selebgram Amak Lisa Seni seni budaya Sijunjung Simalungun SMK 9 Padang SMK N 9 Padang Solok Solok Selatan STITNU Su Suherman Sulawesi Barat Sulawesi Selatan Sumater Barat Sumatera Barat Sumatera Barat. Sumatera Utara Sumatera Utara. Sumbar Sungai Nanam Surabaya syamsyu Rahim Tanah Datar Tapanuli Tengah Terbaru Terbau Thailand Tiba TNI TNI AU Tokoh Masyarakat TRD Triski Uin UIN IB Padang UMKM UMSB Sumbar Universitas Andalas UPT Asrama Haji Emberkasi Padang Utama Vespa Indonesia wako Padang Wilayah Sumatera Barat WIRAUSAHA Wisuda wisuda 88

Kakanwil Kemenag Sumbar: Lawan Radikalisasi dengan Konsep "Geliatkan Surau"



PADANG -  Kakanwil Kemenag Sumbar Helmi mengingatkan tentang pentingnya sikap moderasi dalam beragama. Mengingat dengan paham moderat ini, umat Islam dapat mencegah berkembangnya paham radikalisme, sehingga toleransi antar sesama umat beragama bisa terus terjaga, khususnya di dlingkungan sekolah.

Hal ini ditekankan Kakanwil Helmi saat menjadi pemateri pada Seminar Nasional  Penerapan Nilai-nilai Moderasi Beragama pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) & Budi Pekerti Selasa (02/11) siang di Hotel Rangkayo Basa, Padang.


Pada acara yang dirangkai dengan Forum Group Diskusi Impelemntasi Nilai-nilai Moderasi pada PBM PAI berbasis E-Learning di SMA Kota Padang ini, Helmi mengajak guru beserta siswa dan siswi untuk mengimplementasikan program moderasi beragama di lingkungan pendidikan sekolah.

Helmi yang didampingi oleh Kepala Kakankemenag Kota Padang Edi Oktaviandi menekankan pentingnya peran guru yang bisa menjadi pintu masuk ekstremisme beragama di sekolah, jika tidak dikelola secara baik.



Mengingat guru adalah pemegang peran terpenting dalam proses transformasi pengetahuan di sekolah. Ia mengajak guru agama untuk dapat mendorong terciptanya suasana pendidikan yang kondusif dan mendorong siswanya mampu berpikiran moderat.



Harapannya tentu saja membangun kolaborasi yang baik dengan pihak terkait. Termasuk, pembinaan siswa lewat kegiatan ekstrakurikuler dan ajang perlombaan bisa meningkatkan kualitas siswa dibidang agama.



Ia menyebut informasi bisa diakses melalui media apapun termasuk hal yang berkaitan dengan pemahaman keagamaan di kalangan guru maupun siswa.



Hal ini, lanjutnya akan mempermudah akses oknum-oknum tertentu yang berniat untuk mendoktrin pikiran siswa dan guru menjadi radikalisme yang tidak toleran. Untuk itu perlu adanya program khusus dalam upaya menjaga dan melindungi siswa dari paham tersebut di lingkungan sekolah.



Disisi lain mengapresiasi FGD, Helmi mencontohkan keberhasilan konsep pendidikan di Finlandia. “Di Finlandia, kegiatan FGD ini, mereka istilahkan capacity building. Dalam satu bulan guru guru mereka bisa mendapatkan 120  jam dalam berbagai metode.  Apakah workshop, bimtek, FGD, dan lain lain. Begitu pula di Japan bisa menghabiskan 100 jam dan Malaysia 90 jam. “ujarnya dihadapan seluruh peserta seminar.



Maka sangat tepat langkah Kemenag hari ini melalui Dirjen Pendis, Prof. Ali Ramdani, yang menginginkan kegiatan KKGMP bisa lebih diperkuat. Karena dinilai akan membangun kualitas guru.Upaya ini, sudah ditindaklanjuti hingga ke Komisi VIII DPR RI.



“Dan sudah disetujui anggaran 1.8 T. Untuk itu, diharapkan Disparitas guru kita janganlah terlalu tinggi di Sumbar. Ada guru yang sudah bisa  bikin digitalisasi pembelajaran. Ada juga guru yang gak kenal mengoperasikan laptop. Maka inilah jawabannya. PAI ini telah melahirkan 6 presiden di Indonesia Sukarno, Suharto, Habibi, gusdur, Megawati, SBY dan Jokowi. “jelasnya.



Pihaknya mengaku sepakat memperkuat PAI, karena bagaimanapun lebih besar tantangannya di PAI ketimbang di madrasah. 



“Semoga dengan FGD diharapkan agar guru guru PAI semakin sukses.”ucap helmi.



Tak lupa Helmi menyemangati guru PAI SMA di Kota Padang atas terselenggaranya kegiatan seminar nasional dan FGD itu.



“Kami menghargai kegiatan ini. Mengingat  sekarang ini kita lebih gencar menggiatkan moderasi beragama. Dan ini sudah dicantumkan dalam pembangunan jangka menengah Indonesia 2020-2024. Sudah termasuk visi dan misi kemenag,” imbuhnya.



Menurutnya visi Kemenag bertujuan meningkatkan kesalehan  umat beragama. “Kalau tidak meningkat, kita gagal mencapai misi.”sebut Helmi lagi.



Selanjutnya Helmi  menekankan kembali bagaimana memperkuat moderasi beragama dan kerukunan beragama. ‘Moderasi beragama itu seperti yang sudah ada dalam  agama kita.”tambahnya.



Ia meyakini moderasi itu berawal dari isu radikalisme dan intoleransi. Apa indikator orang yang moderat itu? Sambungnya.



Pemahaman moderat pasti diiringi komitmen kebangsaan yang kuat. “Gak ada yang ingin mengganti ideologi negara Indonesi.  Karena masalah ideologi dan bentuk negara kita sudah disepakati oleh founding fathers kita. Disayangkan, kalau ada kelompok yang ingin membangkitkan khilafah.”tuturnya.



Helmi mengajak seluruh komponen di sekolah, ASN, dan masyarakat untuk tidak mudah dipengaruhi berita-berita yang melemahkan moderasi beragama. Terlebih lagi, Helmi mengaku baru saja mengikuti rapat virtual dan koordinasi se-Indonesia bersama Menag. “Nantinya Semua ASN di kalangan Kemenag dan di luar Kemenag akan diberikan penguatan moderasi beragama ini.”sebutnya 



Indikator lain pemahaman moderat adalah tidak ingin menyelesaikan permasalahan dengan kekerasan, ucap Helmi.



“Kita menghormati yang tidak sepaham dengan kita, menghargai kearifan lokal.”lanjutnya.



Helmi mengisahkan pemimpin besar yang digembleng  disuaru masa dahulu. Terbukti melahirkan pemimpin besar di negara Indonesia, bung Hatta, Sutan Syahrir, Agus Salim, dll.



Disamping peran sekolah, pendidikan di surau itu juga tak kalah penting. “Pendidikannya sepanjang tahun. Hanya saja, Helmi tak menampik. Ia sedikit menyayangkan, jika faktanya akhir akhir ini surau kurang diperhatikan.



“Pak gubernur setuju hafidz/Hafidzah kita yang juara ditempatkan di Masjid dikasih penghargaan dan difasilitasi kedai dekat masjid agar dapat penghasilan. Ini ide cemerlang. Ada pula program Tahfiz saat tamat di sekolah harus hafidz 3 juz. Maka harus ada back-up dari kepala sekolah, maka kita perlu diperkuat regulasi, ormas dan tokoh agama. “pintanya.



"Atas nama pimpinan Kemenag kami sampaikan terimakasih pada guru yang telah mendidik putra-putri mendapat imbalan dunia akhirat.  Kami mohon maaf Bila upaya bapak/ibu belum sebanding dengan apa yang diperoleh."tandasnya menutup materi. (**)

 

Labels:

Post a Comment

[blogger]

Author Name

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.