Dalam sambutannya, Leonardy mengatakan bahwa aktivitas Wisata Rekreasi Berburu ini sangatlah bagus sebagai salah satu daya tarik wisata. Apalagi kegiatan berburu dilakukan sejak zaman nenek moyang dan sudah menjadi tradisi untuk membasmi hama seperti yang dikutip dari Tribunnsumbar.com.
“Tentu saja aktivitas seperti ini perlu diperhatikan dan dilestarikan, apalagi bila sudah menjadi daya tarik wisata sebagaimana yang telah dilaksanakan di Nagari Kasang ini. Saya mendukung sekali jika wisata Rekreasi berburu menjadi iven tahunan wisata Padang Pariaman, bahkan Provinsi Sumbar,” kata Leonardy.
Leonardy melanjutkan, kegiatan pariwisata akan memancing peningkatan perekonomian masyarakat. Dengan adanya acara seperti ini akan terjadi transaksi jual-beli di masyarakat dengan pengunjung yang datang. Produk-produk unggulan dari Nagari Kasang akan laris, UMKM Kasang berbasis kuliner akan terbantu pengembangannya.
“Ada tradisi nenek moyang lainnya dalam membasmi hama, yaitu mambukak kapalo banda. Air mulai dialirkan ke sawah. Ini sebagai tanda memulai bertanam padi. Orang-orang akan bertanam padi serentak. Dengan serentak bertanam akan meningkatkan hasil pertanian,” ulasnya.
Ketua Umum PB Lemkari ini menegaskan, jadikan semua elemen di nagari Kasang merasa memiliki Alek Nagari ini. Tindakan panitia yang mengganti hewan ternak yang luka atau dimakan anjing pemburu pasti membuat masyarakat senang. Apalagi panitia pun ikut mencari anjing yang belum kembali menjadi ikatan bagi peburu untuk ikut lagi di iven berikutnya.
Sekarang sudah terlihat bagaimana panitia yang tergabung dalam PORBBI nagari Kasang yang diketuai Gusdianto, bahu membahu dengan Walinagari Ali Buzar Tanjung, Ketua KAN Jasri Dt. Basa, SH, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, bundo kanduang serta menggandeng Pokdarwis yang diketuai Firman Oglex’s, Ikatan Mahasiswa Nagari Kasang (Imanakas) yang diketuai Harry Dwi Pratama untuk memandu acara, serta Sanggar Komunitas Lasuang yang diketuai Mailisna guna memeriahkan acara dengan tari gelombang, tambua tasa dan kesenian lainnya.
Penasihat PORBBI Nagari Kasang, H. Hamardian menyampaikan bahwa acara wisata rekreasi berburu tahun ini merupakan iven ke empat. Ia mengharapkan adanya bantuan dari pemerintah, terutama dinas pariwisata agar kegiatan ini dapat menjadi iven tahunan.
“Di tahun 2019 saja, lebih dari 3000 pengunjung dan peserta yang hadir dalam acara kala itu. Dan itu datangnya dari Sumbar dan luar sumbar juga,” jelas pria yang akrab dipanggil Edi.
“Kita memperkirakan lebih dari 500 kendaraan hadir di acara ini. Hingga saat ini, jumlahnya jauh di atas perkiraan kita ternyata ada 2000 peburu ikut memeriahkan kegiatan kita. Juga ada peserta dari DKI Jakarta dan daerah lain di Indonesia. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas partisipasinya,” ungkap Anggota DPRD Kabupaten Padang Pariaman itu.
Mewakili Bupati Padang Pariaman, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Parpora) Padang Pariaman, M. Fadli, S.AP., MM mengatakan bahwa dinasnya selalu mendukung semua kegiatan pariwisata dan usaha ekonomi kreatif. Salah satunya adalah pelatihan pengolahan buah nipah di Padang Pariaman. Hal ini karena meningkatnya ketertarikan masyarakat pada buah dan olahan nipah. Namun, saat ini tingginya permintaan mengakibatkan buah nipah harus didatangkan dari Pesisir Selatan.
Ia juga mendukung PORBBI Nagari Kasang untuk menjadikan ini iven tahunan. Karena ada juga iven lain seperti iven sepeda gunung, wisata harian, yang semuanya sangat mendukung apabila dikemas dalam satu kegiatan dan harus diusulkan satu tahun sebelum iven akan dilakukan untuk dimasukkan ke program iven kabupaten maupun provinsi.
“Misalnya melalui iven ini misalnya, peserta yang keesokan harinya berlomba bisa homestay. Homestay ini bisa menjadi pendapatan masyarakat,” ungkapnya.
Gali Potensi Wisata dan Produk Nagari Kasang
Salah satu yang disuarakan Penasehat PORBBI Nagari Kasang yang juga Anggota DPRD Padang Pariaman adalah hasil produk dari Nagari Kasang. Khususnya produk kerupuk jengkol yang merupakan produksi asli masyarakat Kasang. Ia mengatakan masyarakat kasang butuh bantuan pemerintah untuk menjadi produsen sekaligus marketer produk asli Kasang.
“Kalau bapak ke Singapura, kerupuk jengkol di sana itu bikinan kita. Tapi yang mengemas orang Payakumbuh. Jadi kita butuh bantuan untuk itu pak,” ungkap Hamardian.
H. Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa, S.IP., MH juga mendukung peningkatan industri keripik jengkol ini. Leonardy mengatakan bahwa produk peningkatan kualitas produk akan meningkatkan daya tarik produk yang akan menarik pembelian yang lebih banyak. Sehingga, ini juga dapat membantu nagari dalam melakukan pembangunan ekonomi dan fasilitas pendukung lainnya di Nagari.
“Dinas Pariwisata bisa bekerjasama dengan Dinas Perdagangan untuk memberikan bantuan alat packaging. Nanti, alat ini diberikan bantuannya secara per kelompok ke masyarakat,” kata Leonardy.
Leonardy melanjutkan, potensi aktivitas wisata di Nagari Kasang yang lain juga perlu dikembangkan. Salah satunya adalah kegiatan membuka kapalo banda. Tujuan membuka kapalo banda adalah agar petani melakukan penanaman secara serentak. Hal ini agar terhindar pula dari hama tikus. Jadi, pembukaan kapalo banda untuk penanaman serentak, sehingga panen juga menjadi serentak.
“Setelah panen serentak, bisa langsung melakukan lomba layang-layang yang sudah sering dilaksanakan’” jelas Leonardy.
Jadi, ada tiga kegiatan yang berpotensi menjadi aktivitas pariwisata. Ketika kegiatan pariwisata ini berjalan, akan ada transaksi jual beli. Sehingga perekonomian masyarakat juga akan meningkat. Leonardy menyampaikan ke walinagari, jika tiga kegiatan ini bisa dilaksanakan secara tahunan maka potensi Nagari Kasang akan bermanfaat secara maksimal.
“Tentu saja jika pariwisata dan industri di Kasang meningkat, perlu infrastruktur untuk mendukungnya. Oleh karena itu, perlu dukungan semua pihak agar hal ini dapat terealisasi,” ungkap Leonardy. (*)
Post a Comment