Arosuka, netralpost.net --- “Ibuk..selamat datang buk,” ucap sejumlah ibu-ibu antusiasnya sambil menyalami Emiko.
Wanita ramah senyum itu balik menyapa kaum hawa yang menunggunya di Nagari Koto Gaek, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok pada akhir Mei lalu.
Terlahir dari keluarga sederhana mengajarkannya untuk mandiri, bertanggung jawab, jujur, pandai, dan benar, seperti halnya sifat bundo kanduang di Minangkabau.
Gerak Emiko semakin terlihat ketika ia dilantik menjadi Ketua TP-PKK Kabupaten Solok pada 26 April 2021. Sosok keibuannya yang kuat, Emiko berhasil mengubah peran kaum hawa tampil di panggung sosial masyarakat.
Terbukti, salah satu peran terwujudnya kemandirian nagari, Kabupaten Solok dua kali meraih juara umum PKK tingkat Sumatera Barat.
Ini bukan hal yang mudah. Mengumpulkan, dan mengajak lapisan masyarakat dengan latar ekonomi, pendidikan, sosial dan karakter berdeda butuh waktu, kemampuan menejerial serta komunikasi yang baik.
Perlu diketahui, angka stunting di Kabupaten Solok terhitung cukup tinggi yakni 40,1 persen. Namun, pada tahun 2022 angka stunting di Kabupaten Solok menjadi 24,2 persen atau menurun sebesar 15,9 persen.
Ini salah satu capaian terbesar di kabupaten penghasil beras dan bawang ini.
Tak mau dianggap ketinggalan dunia informasi, Emiko juga menjalin kerja sama dengan kaum milineal atau gen z dengan menggandengnya untuk membuat video edukasi atau semacam podcast.
Secara tidak langsung, ini menunjukan mulai dari tingkat nagari hingga kabupaten sosok perempuan tidak bisa dilepaskan dalam pembangunan.
Emiko bukanlah sosok pahlawan tumpah darah seperti halnya Cut Nyak Dien . Tapi ia hanya sosok perempuan biasa yang berjuang untuk harapan, seperti halnya kutipan dari Novel Karya Dewi Lestari (Supernova : Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh) "Perempuan memiliki banyak lapisan, seperti bumi yang menyimpan sejarah dalam setiap lapisannya. Dalam dirinya terdapat kekuatan yang mampu mengguncang dunia, namun juga kelembutan yang mampu menyembuhkan luka terdalam."
Post a Comment